Sabtu, 22 Agustus 2009

Penelitian, Ilmu dan Kebenaran


Prakata
Tidak jarang kawan-kawan bingung dan prustasi dengan bagaimana sebuah penelitian dilakukan, terutama bagi para pemula yang sebagian besarnya adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Akhirnya, jalan pintas dan tidak terlalu pusing berpikirpun ditempuh yaitu dengan jalan memesan skripsi di warung-warung rental komputer, bahkan kepada dosen pembimbingnya sendiri. Wal hasil, di saat ujian skripsi, atau disaat pengajuan proposal kepada pihak donator yang akan membiayai penelitiannya, dia bingung dan tidak mampu mengutarakan sepatah katapun, hanya senyum meringis yang dapat dilakukan sebagai pengganti kata “dimaklumi saja”.
Kalau memang benar kondisi ini terjadi di semua kampus, bias anda bayangkan mutu sarjana kita seperti apa yang menyandang gelar sampai berlipat-lipat. Untuk itu, artikel ini sengaja diketengahkan agar kita sama-sama bias berdiskusi dan menyadari kekurangan diri kita, bukan bermaksud untuk menggurui tapi yang pasti ini adalah sebuah ajakan “for a better life” or “for god achievement”. On our Campus.

Penelitian (Research-Ing)

Apa (what) itu penelitian, mengapa (why) pula orang melakukan penelitian dan bagaimana (how) penelitian dilakukan? Pada bagian ini kita akan mencoba menjawab dua pertanyaan mendasar yang pertama yaitu tentang apa dan mengapa penelitian itu dilakukan.

Apa yang dimaksud dengan penelitian (Research)
Definisi penelitian menurut para ahli:
Burns dan Grove (1993) mengatakan : “More specifically, research is diligent, systematic inquiry or investigation to validate and refine existing knowledge and generate new knowledge”. Pendapat ini hampir sama dengan pendapat Pearson sebagaimana dikutip oleh Whitney (1960) “penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
Woody (1927) berpendapat bahwa penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran, yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis. Menurutnya, penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, pembuatan kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian atas semua kesimpulan untuk menentukan kesesuaian dengan hipotesis.
Sedangkan Gee (1957) dalam bukunya menuliskan, “Dalam berbagai definisi, terkandung cirri tertentu yang lebih kurang bersamaan. Adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Tenaga bisa saja signifikan atau tidak. Dalam masalah aplikasi, maka tampaknya aktivitas lebih banyak tertuju kepada pencarian (search) daripada suatu pencarian kembali (re-search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan kehendak untuk menambah definisi lain terhadap definisi-definisi yang telah begitu banyak”.
Penelitian atau research dalam bahasa inggris merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, melakukan analisa terhadap hasil pengukuran, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki.
Sedangkan metode penelitian dapat dikatakan sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan pada pertanyaan, isu-isu yang dihadapi, asumsi-asumsi, pandangan filosofis dan ideology. Metode penelitian oleh beberapa peneliti biasanya disebut sebagai tradisi penelitian (research traditions).

Mengapa Penelitian dilakukan?
Ada beberapa sebab kenapa penelitian sangat perlu dilakukan atau yang melatarbelakangi mengapa penelitian dilakukan, yaitu:
Pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas, sementara lingkungan sekitarnya begitu luas, terlalu banyak hal yang tidak dapat diketahui dan dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan serta pertanyaan bagi dirinya.
Adanya dorongan rasa ingin tahu, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui (curiousity), manusia selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu, apa ini, apa itu, bagaimana ini, bagaimana itu, mengapa begini dan kenapa tidak begitu dan sebagainya.
Adanya masalah, manusia akan selalu dihinggapi masalah sekecil apapun itu dan dalam skala yang bagaimanapun. Hanya, orang mati dan sakit jiwa yang tidak punya masalah!. Lalu, masalah itu apa sih? Masalah sebenarnya adalah kesenjangan antara harapan (dass sollen) dan kenyataan yang terjadi (dass sein), tentunya tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
Adanya rasa tidak puas pada diri manusia, karena ada rasa tidak puas terhadap apa yang diperoleh, dikuasai dan dimilikinya, manusia ingin yang lebih baik dan lebih semupurna, lebih memberikan kemudahan dan lain sebagainya.

Penelitian, Ilmu Dan Kebenaran
Penelitian dan ilmu mempunyai hubungan yang sangat erat, Menurut Almack (1930) sebagaimana dikutip Nazir (2005:14), hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu.
Akan tetapi Whitney (1960) berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama, hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Gambar di bawah ini menjelaskan hubungan antara ketiganya.



Gambar 1:


Apa itu Kebenaran?
Dalam tulisan ini kebenaran kita bagi menjadi dua yaitu kebenaran ilmiah dan kebenaran non ilmiah.
Tiga teori kebenaran yang menjadikan kebenaran ilmiah diterima, yaitu: 1) teori koherensi, 2) teori korespondensi dan 3) teori pragmatis.
Teori koherensi : Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, pernyataan bahwa semua manusia akan mati kita anggap benar dan dapat dipercaya, maka pernyataan ”si gunawan adalah manusia dan gunawan akan mati”, adalah benar pula sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.
Teori korespondensi: Suatu pernyataan benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan dimaksud. Kebenaran korespondensi disebut juga kebenaran materil, artinya sesuatu bernilai benar jika bersesuaian dengan dunia nyata. Misalnya, ”Semarang adalah ibukota Propinsi Jawa Tengah” bernilai benar karena pernyataan tersebut dengan objek faktual yakni Semarang memang ibukota propinsi Jawa Tengah, lain halnya dinyatakan Semarang adalah ibukota propinsi Nusa Tenggara Barat, jelas nilai kebenarannya salah.
Teori Pragmatis: kebenaran suatu pernyataan diakui dari kegunaannya dalam kehidupan praktis. Dalam artian bahwa jika suatu pernyataan atau konsekuensinya itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

Kebenaran Non Ilmiah
Kebenaran sebagaimana di atas, tidaklah selalu ditemukan secara ilmiah atau melalui metode ilmiah, akan tetapi kebenaran juga dapat ditemukan melalui proses non ilmiah, seperti: 1) kebetulan, 2) akal sehat (common sense), 3) wahyu, 4) intuitif, 5) trial and error (coba-coba), 6) spekulasi, dan 7) kewibawaan.

Karakteristik Penelitian Pendidikan
Karakteristik atau ciri dari penelitian pendidikan adalah: 1) objektivitas, 2) Ketepatan, 3) Verifikasi, 4) Penjelasan ringkas, 5) Empiris, 6) Penalaran logis, 7) Kesimpulan kondisional.
Objektivitas: Penelitian harus memiliki objektivitas dalam prosedurnya. Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, kerendahan hati untuk menerima dan mengatakan sesuatu apa adanya menurut hasil penelitian, dan ketulusan agar terhindar dari bias dan subjektivitas.
Ketepatan: Penelitian harus memiliki tingkat ketepatan yang baik atau luar biasa, baik dari segi penentuan instrumen penelitian, pengampilan sampel, desain penelitiannya, dan penentuan metode analisis datanya harus tepat.
Verifikasi: Penelitian dapat diverifikasi, artinya penelitian dapat direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
Penjelasan ringkas: Penelitian memberikan penjelasan tentang korelasi antara fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas, karena tujuan akhir dari penelitian adalah mereduksi realita yang kompleks ke dalam penjelasan yang singkat.
Empiris: Penelitian didasarkan pada pengalaman praktis. Penelitian empiris kesimpulan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat atau kekuasaan.
Penalaran logis: Penalaran merupakan proses berpikir dengan menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif (dari yang umum ke khusus) dan induktif (dari yang khusus ke yang umum).
Kesimpulan kondisional: kesimpulan hasil penelitian tidaklah mutlak benar (absolut), tidak menghasilkan kepastian. Semua yang dihasilkan adalah pengetahuan tentang kebenaran yang relatif.

Langkah-langkah Penelitian
Sebagaimana telah didefinisikan di atas, bahwa penelitian adalah suatu proses yang dilakukan secara terencana, menggunakan prosedur ilmiah dan sistematis. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian :
Mengidentifikasi masalah (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Merumuskan dan membatasi masalah (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Melakukan studi literatur/kepustakaan (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Menentukan desain dan metode penelitian (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 3)
Menyusun Instrumen dan mengumpulkan data (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 3)
Menganalisis data dan menyajikan hasil (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 4)
Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan saran/rekomendasi (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 4)

Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dibedakan berdasarkan : 1) pendekatan, 2) fungsinya, dan 3) tujuannya
Penelitian berdasarkan pendekatan
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara garis besarnya dibedakan menjadi 2 (dua) macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, kedua penelitian ini memiliki asumsi, karakteristik, dan prosedur penelitian yang berbeda.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif ditinjau dari berbagai aspek


ASPEK KUANTITATIF KUALITATIF
Maksud ·1 Membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi ·2 Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang relevan
Tujuan ·3 Menjelaskan, meramalkan, dan/atau, mengontrol fenomena melalui penumpulan data terfokus dari data numerik ·4 Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam
Pendekatan ·5 Menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal ·6 Berasumsi bahwa ’subject matter’ suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan ’subject matter’ dari ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda. Induktif, berisi-nilai (subjektif), holistik, dan berorientasi proses.
Asumsi ·7 Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena. Deduktif, bebas-nilai (obyektif), terfokus, dan berorientasi-tujuan ·8 Perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi perspektif ’orang dalam’; menerima subjektifitas dari peneliti dan pemeran-serta
Model penjelasan ·9 Penemuan ’fakta’ sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks ·10 Upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus.
Nilai ·11 Bergantung pada model penjelasan hipotetiko deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu. ·12 Berargumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai memegang peranan dalam sesuatu studi. Beranggapan bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus diselidiki, b) metode yang harus diteliti, c) cara untuk menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada
Alasan ·13 Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif ·14 Induktif – melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan
Generalisasi ·15 Deduktif – deduksi dari teori tentang apa yang akan diamati ·16 Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan; generalisasi bergantung pada konteks.
Hubungan peneliti dengan subjek ·17 Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan ’hukum’ yang menambah pada prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan dalam sampel individu; analisis statistik menyatakan kecenderungan tentang perilaku dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis. ·18 Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat merumuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpartisipasi dalam analisis data.
Nilai orientasi ·19 Tujuan penelitian adalah objektivasi; berusaha memelihara pandangan pribadi, kepercayaan, ’biases’ dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif ·20 Mempercayai bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terikat pada konteks.
Studi tentang konteks ·21 Berupaya agar nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti ·22 Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks. Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.
Desain ·23 Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variabel). Setiap upaya penelitian menguji hanya beberapa dari kemungkinan variabel yang dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada pengukuran yang tepat ·24 Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan intervensi dan berupaya agar gagasan sesedikit mungkin.
Metode ·25 Terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan ·26 Historikal, etnografi, dan studi kasus
Hipotesis ·27 Deskriptif, korelasional, perbandingan kausal dan eksperimen ·28 Cenderung untukmencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang, dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
Pengukuran ·29 Hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan ·30 Prosedurnya sedikit subjetif; peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah
Review Kepustakaan ·31 Tujuan pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, ’bias’ dan persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk skoring data dirinci secara tepat untuk mengingatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerikal ·32 Terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari data.
Latar penelitian ·33 Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipotesis ·34 Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin
Sampling ·35 Sejauh mungkin dikontrol sampling teoretis dan sampling sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan ·36 Bertujuan: dimaksudkan untuk memilih sejumlah ’kecil’ dan tidak harus representatif; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam
Data ·37 Random/acak; dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk menggeneralisasi hasilnya kepada populasi. Stratifikasi, kelompok kontrol, mengontrol variabel ekstraneus. ·38 Naratif, deskritptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video-tapes, transkrip.
Strategi pengumpulan data ·39 Numerik, variabel dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistikal, dihitung dan diadakan pengukuran. ·40 Pengumpulan dokumen, pengamatan berperanserta (participant observation), wawancara tidak terstruktur dan informal, mencatat data dalam Catatan Lapangan secara intensif, menilai artifak.
Subjek ·1 Pengamatan terstruktur yang non-partisipan, wawancara semi terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei, eksperimen kuasi.
·2 Subjek penelitian berjumlah besar; pemilihan secara acak. ·3 Jumlah subjek penelitian kecil; teknik sampling bertujuan.
Analisis Data ·4 Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian ·5 Induktif, model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
Interpretasi data ·6 Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. ·7 Kesimpulan adalah tentatif direview atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan
Kriteria ·8 Validitas internal-bagaimana kebenaran ditemukan. Validitas eksternal – bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objekivikasi – bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari ‘biases’ para peneliti ·9 Kredibilitas – penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan – beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan ‘uraian rinci’ tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan
Frasa kunci ·10 Eksperimental, data numerik, empirik, dan statistikal. ·11 Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata.
Konsep kunci ·12 Reliabilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi. ·13 Bermakna, pemahaman ama, proses dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
Instrumen Penelitian ·14 Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indikator ·15 ”tape recorder”, catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
Masalah ·16 Mengontrol variabel, validitas ·17 Memakan waktu, prosedur tidak baku, reliabilitas-keabsahan data.
Sumber: Moleong, 2006: 31-37



Penelitian berdasarkan fungsinya:
Berdasarkan fungsinya penelitian dilakukan dengan dua fungsi utama yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik. Penelitian yang termasuk jenis ini adalah: 1) penelitian basic (dasar), 2) penelitian terapan, dan 3) penelitian evaluatif. Perbedaan ketiga jenis penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Perbedaan antara penelitian dasar, terapan dan evaluatif

Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif
Bidang penelitian



Tujuan






Tingkat Generalisasi



Penggunaan hasil Penelitian bidang fisik, perilaku dan sosial



Menguji teori, dalil, prinsip dasar. Menentukan hubungan empiris antar fenomena dan mengadakan generalisasi analistis

Abstrak, Umum




Menambah pengetahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu. Meningkatkan metodologi dan cara-cara pencarian Bidang aplikasi: kedokteran, rekayasa, pendidikan


Menguji kegunaan teori dalam bidang tertentu. Menentukan hubungan empiris dan generalisasi analitis dalam bidang tertentu.

Umum tetapi dalam bidang tertentu



Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian dalam bidang tertentu. Meningkatkan penelitian dan metodologi dalam bidang tertentu Pelaksanaan berbagai kegiatan, program pada berbagai tempat & lembaga

Mengukur manfaat, sumbangan dan kelayakan program atau kegiatan tertentu.



Konkrit, spesifik dalam aspek tertentu. Diterapkan dalam praktik aspek tertentu.

Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian tentang praktik tertentu. Meningkatkan penelitian dan metodologi tentang praktik tertentu. Membantu dalam penentuan keputusan dalam bidang tertentu.
Sumber: Sukmadinata, 2006:17-18

Isac dan Michael, dalam bukunya ”Handbook in Research and Evaluation” menyebutkan: berdasarkan fungsinya ada 9 (sembilan) kategori dasar jenis/macam metode penelitian, yaitu: 1) Metode sejarah, 2) Metode deskriptif, 3) Metode pengembangan, 4) Metode kasus atau penelitian lapangan, 5) Metode korelasional, 6) Metode kausal-komparatif, 7) Metode eksperimen murni, 8) Metode eksperimen semu, dan 9) Metode tindakan.
Dari sembilan metode ini penelitian ini, lalu penelitian yang dilakukan juga lebih dikenal dengan metode tersebut, seperti penelitian sejarah untuk metode sejarah, penelitian perbandingan untuk metode kausal komparatif, dan seterusnya.
Ke sembilan metode ini dengan metode lainnya, dimasukkan lagi ke dalam kategori penelitian berdasarkan pendekatannya yaitu: pendekatan kuantitatif dan kualitatif seperti dalam tabel berikut.
Tabel: Metode-metode penelitian


KUANTITATIF KUALITATIF
Eksperimental Non Eksperimental Interaktif Noninteraktif
·1 Eksperimental murni
·2 Eksperimental semu (quasi eksperiment)
·3 Eksperimental lemah
·4 Subjek tunggal ·5 Deskriptif
·6 Komparatif
·7 Korelasional
·8 Survei
·9 Ekspos fakto
·10 Tindakan ·11 Etnografis
·12 Historis
·13 Fenomenologis
·14 Studi kasus
·15 Teori dasar
·16 Studi Kritis ·17 Analisis konsep
·18 Analisis kebijakan
·19 Analisis historis
Sukmadinata, 2006:53

Berikut ini diuraikan definisi untuk masing-masing jenis metode penelitian yang telah disebutkan di atas:
Penelitian historis: Penelitian yang bertujuan untuk meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan-catatan dan dokumen.
Penelitian Deskriptif : metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penelitian Pengembangan: (developmental research), penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg & Gall, 2001). Metode ini banyak digunakan di dunia industri.
Studi Kasus : penelitian yang dilakukan terhadap suatu ”kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekolompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.
Penelitian korelasional : penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan sesuatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara variabel ini dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.
Penelitian komparatif: penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
Penelitian Ekspos fakto: bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti.
Penelitian Eksperimen Murni (True eksperimental): metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil.
Penelitian Eksperimen Semu (quasi eksperimental): pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
Penelitian Eksperimen tunggal (single subject eksperimental): penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan penelitian ini, variasi bentuk eksperimen murni, quasi atau lemah berlaku.
Penelitian Tindakan (Action Research): penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan mutu suatu kegiatan. Misalnya, guru melakukan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran sesuai dengan hasil penelitian tindakan.
Penelitian Etnografi : Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem.
Penelitian fenomenologis: penelitian ini mencoba mencari arti dari pengalaman (fenomena-fenomena) dalam kehidupan.


DAFTAR BACAAN:

Ary, Donald & Lucy Cheser Jacobs, t.t. Pengantar Penelitian Pendidikan, Penterjemah: Arief Furchan, Usaha Nasional, Surabaya.
Bogdan, Robert, C. & Sari Knopp Biklen, 2003. Qualitatif Research for Education an Introduction to Theories and Methods. Allyn and Bacon, Boston.
Fraenkel, Jack R. & Norman E. Wallen. 1993. How to Design And Evaluatif Research in Education, McGraw-Hill International Editions, New York.
Isaac, Stephen & William B. Michael. 1971. Handbook in Research and Evaluation A Collection of Principles, Methods, and Strategies Useful in The Planning, Design, and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Sciences, Robert R.Knapp, Publisher, California.
Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman, 1996. Analisis Data Kualitatif, Penterjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Uinversitas Indonesia, Jakarta.
Moleong, Lexy.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, SIC, Surabaya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, Penterjemah: Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tuckhman, Bruce W. 1978. Conducting Educational Research. Harcourt Brace Jovanovich, Publisher, Sandiego.
Wiraatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tidak ada komentar: